Senin, 14 Januari 2013

pelajaran agama katolik bab 3


Bab III: Memperjuangkan Kejujuran
Jujur berarti tulus hati, tidak curang terhadap diri sendiri dan tidak curang terhadap orang lain. Kejujuran merupakan keselarasan antara kata hati dan kata yang diucapkan, antara kata hati dan kata yang diucapkan, antara kata yang diucapkan dan sikap serta perbuatan nyata. Sebagai orang Kristen kita dinasehati untuk selalu bersikap jujur. Di tengah berbagai ketidakjujuran dan ketidakbenaran, kita harus tetap bersikap benar, jujur, dan adil.

KETIDAKJUJURAN DALAM MASYARAKAT
1.      Bentuk-bentuk ketidakjujuran
a.       Ketidakjujuran di bidang politik: penguasa bisa bersikap curang, korup, untuk kepentingan diri dan golongannya sendiri. Mereka dapat memanipulasi undang-undang dan peraturan, atau menggunakan agama untuk kepentingan politik dan sebagainya. Selain itu rakyat jelata yang menghadapi kekauasaan sewenang-wenang akan bersikap munafik, formalitik, ABS, dan sebagainya.
b.      Ketidakjujuran dalam bidang ekonomi: penguasa dan pengusaha akan bersikap korup, menggelapkan uang Negara, menyusun proyek fiktif, dan sebagainya. Rakyat berusaha untuk menyuap, bersikap ABS, menipu dan sebagainya.
c.       Ketidakjujuran di bidang budaya atau pendidikan: penguasa merekayasa pendidikan, termasuk undang-undangnya, mentolerir  budaya daerah tertentu dan mendiskreditkan budaya daerah lain, untuk kepentingan tertentu.
d.      Rakyat dan anak didik akan bersikap formalistic, munafik, dan sebagainya.
2.      Alas an dan akar ketidakjujuran
a.       Alasan ketidakjujuran di bidang politik tentu saja keserakahan pada kekuasaan. Kekuasaan memang seperti opium. Orang terdorong untuk selalu menambah atau mempertahankannya, apa pun taruhannya. Tujuan kekuasaan bisa menghalalkan segala cara. Rakyat kecil terpaksa melakukan ketidakjujuran demi rasa aman.
b.      Alasan ketidakjujuran di bidang ekonomi adalah keserakahan pada materi, pada harta, khususnya pada uang. Uang menjadi dewa baru bagi manusia zaman ini, yang sudah hanyut dalam budaya konsumerisme dan hedonism. Uang dapat membeli apa saja, termasuk kejujuran. Rakyat kecil terpaksa melakukan ketidakjujuran untuk mempertahankan hidup.
c.       Alasan ketidakjujuran dibidang budaya barangkali adalah harmoni palsu. Orang bersopan santun secara formal dan munafik demi harmoni palsu tersebut.
3.      Akibat dari ketidakjujuran
a.       Bagi para pelaku:
·         Walaupun hidup berkelimpahan dan senang, tetapi ia belum tentu bahagia.
·         Hati nurani akan mati kalau ketidakjujuran dilakukan berulang-ulang.
·         Moral dan kepribadiannya akan merosot.
·         Mungkin saja suatu saat ia serta keluarganya akan menderita, jika ketidakjujurannya terbongkar, dan sebagainya.
b.      Bagi masyarakat luas:
Ketidakjujuran merupakan salah satu akar berbagai krisis multi dimensi yang dialami negeri kita. Karena ketidakjujuran (dan ketidakadilan), kita mengalami krisis di bidang politik/hukum, ekonomi, lingkungan hidup, budaya, dan sebainya.

Ketidakjujuran Dalam Terang Kitab Suci
Yesus sangat tegas terhadap orang-orang yang munafik. Alasannya, orang munafik sulit untuk bertobat karena merasa diri sudah suci. Mereka sudah puas mengandalkan diri sendiri, dan tidak mengharapkan bantuan rahmat Allah. Mereka merasa diri mampu merebut keselamatan dengan kekuatan dan jasa-jasa sendiri.
Yesus menuntut kita untuk berkata dan bersikap jujur. Ia pernah berkata: Jika ya, katakana ya, jika tidak, hendaklah kamu katakana tidak. Apa yang lebih berasal dari di jahat! (Mat 5:37). Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia  berakata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta (Yoh. 8:44)
Yesus menasehati kita untuk tidak bersumpah palsu. …, jangan bersumpah palsu, malainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Jangalah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
KEJUJURAN
1.      Arti dan makna Kejujuran
Jujur berarti apa yang ada dalam hati sama dengan apa yang diucapkan.
a.       Kejujuran bsia menjadi modal baik untuk perkembangan pribadi maupun kemajuan kelompok. Orang yang jujur sanggup menerima kenyataan pada diri sendiri, pada orang lain, dan kelompok. Sikap ini dapat membuahkan aneka perkembangan pribadi dan kelompok.
b.      Kejujuran menimbulkan kepercayaan, yang menjadi landasan dari pergaulan dan hidup bersama! Tanpa kejujuran orang tidak dapat bergaul dan hidup wajar.
c.       Kejujuran dapat memecahkan banyak persoalan, baik persoalan pribadi, kelompok, maysarakat, maupun Negara. Kalau kita berpolitik secara jujur, membangun hidup ekonmi secara jujur, berbudaya secara jujur, maka krisis mulitdimensi dapat mulai teratasi.
d.      Memperjuangkan Kejujuran
Untuk memperjuangkan kejujuran, ada beberapa hal perlu diperhatikan, misalnya:
·         Kejujuran adalah sikap yang tidak bisa dicapai dengan program jangka pendek yang bersifa teknis operasional belaka. Ia merupakan gerakan moral yang menggunakan berbagai jaringan dan melibatkan sebanyak mungkin orang, sehingga jangka waktunya pun sangat panjang.
·         Gerakan ini sungguh murni gerakan moral. Hal-hal yang mengarahkan pada institusionalisasi sebaiknya dielakkan sedapat mungkin. Institusi cenderung menjadi mapan dan terkotak-kotak. Gerakan moral hendaknya selalu gerakan Kerajaan Allah yang dipelopori oleh Yesus Kristus sendir. Gerakan moral ini bukan gerakan khusus Gereja Katolik.
·         Gerakan moral jangan sekedar menjadi gerakan rohani, walaupun hal-hal yang rohaniah juga sangat dibutuhkan. Gerakan moral ini harus bermuara pada aksi untuk pembaruan dan pembangunan masyarakat yang sejahtera, yang adil.
·         Gerakan moral bolah saja diinspirasikan dan diprakarsai dari atas, tetapi hendaknya mulai bertumbuh dan menguat dalam basis-basis umat. Ia hendaknya mulai bertumbuh dari akar rumput, semakin lama semakin menyebar dan meluas.
·         Pendekatan yang dipakai hendaklah pendekatan proses yang komunikatif. Metode informasi, instruksi, dan pengarahan tidak cukup efektif untuk menghasilkan suatu gerakan. Suatu gerakan hanya terjadi kalau orang menyadari bahwa ada situasi yang memprihatinkan. Menyadari situasi yang memprihatinkan akan terjadi kalau orang mampu mengamati dan menganalisis situasi tersebut. Proses ini harus dialami sendiri dan dijalani secara bersama-sama oleh suatu kelompok, yang menjadi asal muasal suatu gerakan. Gerakan yang otentik tidak dapat diperintahkan atau diinsturksikan, tetapi tumbuh dan muncul secara bebas.
·         Gerakan moral harus dimulai dari dalam diri kelompok sendiri. Jangan menunggu! Kita sendiri mesti mulai dengan pola hidup alternative yang mempunyai daya pikat, dalam hal ini hidup jujur apapun tantangannya.

Hiduplah sejujur mungkin dalam kehidupanmu,
karena jujur itu penting.(pascal_2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar