Senin, 14 Januari 2013

moral dasar


Ujian Semester Moral Dasar
1.      Apa yang dimaksud dengan hukum  kodrati  dalam Teologi Moral Katolik! Apa relevansinya bagi moral seksual: perkawinan dan selibat. Relevansinya bagi ASG: Keadilan, miliki pribadi, dan HAM (hak untuk hidup, hak untuk kebebasan, dan hak untuk mendapat upah yang adil)!
Jawaban:
a.       Hukum Kodrati dalam Teologi Moral Katolik berdasarkan apa yang diutarakan oleh St. Thomas Aquinas. Hukum kodrati lebih dikenal dengan lex naturalis. Menurut St. T. Aquinas lex naturalis mencakup baik ordo naturae maupun ordo orationis. Pemahaman tentang ordo naturae dan ordo orationis berasal dari para pemikir abad pertengahan. Ordo Naturae berarti memberikan perhatian utama kepada struktur fisik-biologis yang terukir dalam alam sebagai sumber norma moral. Sedangkan ordo orationis memberikan perhatian kepada kemampuan ratio manusia untuk menemukan di dalam pengalamannya apa saja yang baik untuk manusia. Dengan menerima kedua hal ini maka St. Thomas Aquinas mengatakan bahwa tata ciptaan mengandung hukum kodrati, demikian pula akal budi manusia menjadi ukuran hukum kodrati. Artinya, apa saja yang dihasilkan oleh akal budi  manusia sebagai hal yang baik dan benar harus diterima sebagai hukum moral yang bercorak kodrati.

b.      Relevansinya bagi perkawinan dan selibat; Berserta Ajaran Sosial Gereja
Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menjawab pertanyaan ini di zaman sekarang ini. Jika ingin mencari gampang saja, maka tidak perlu berpikir susah atau jauh-jauh. Kita tinggal melihat aturan gereja saja tentang hal ini. Gereja mengatakan apa tentang hukum kodrat manusia yang akan kawin atau pun selibat. Nah, kita telah tahu bersama bahwa dalam aturan Gereja Katolik yang akan kawin atau masuk dalam sakramen perkawinan adalah pria dan wanita. Jika demikian, maka selesailah masalahnya. Artinya, semua orang yang beragama katolik itu harus menaati hukum Gereja. Menurut ajaran Gereja, pria dan wanita itu harus bersatu dan itu memang sesuai dengan kodratnya. Hal ini memang sudah sesuai dengan kodrat manusia dimana laki-laki dan perempuan itu saling melengkapi. Permasalahan ini dengan sendirinya sudah teratasi. Namun, jika hal ini terjadi  pada zaman dahulu. Tetapi, belum tentu zaman sekarang ini.
Perkembangan zaman yang begitu cepat membawa dampak yang besar pula bagi kehidupan manusia. Permasalahan-permasalahan baru muncul. Adanya homoseksual, aborsi, dan sebagainya. Orang zaman modern berangapan bahwa  apakah perkawinan itu hanya terjadi antara pria dan wanita saja? Bukankah pasangan sesama jenis juga memiliki peluang dan  kesemptan yang sama untuk saling mencintai? Bukankah pula hal ini sesuai dengan hak masing-masing orang? Setiap orang memiliki haknya dan sama untuk menentukan pilihannya. Hal ini kan juga hak asasi manusia. Berdasarkan masalah perkawinan ini gereja memberikan jawabannya. Saya mengambil inspirasi dari tanggapan Gereja atas masalah ini: “Kami percaya bahwa hanya dalam suatu hubungan perkawinan heteroseksual suatu tindakan seksual badani dapat diterima secara moral. Hanya dalam perkawinan, hubungan seksual badani sepenuhnya menandakan tujuan ganda sang Pencipta, sebagai suatu tindakan dari perjanjian kasih, dengan kemungkinan menjadi rekan kerja Allah dalam penciptaan suatu kehidupan manusia yang baru. Oleh karena itu, tindakan seksual badani kaum homoseksual dipandang amoral. Seperti kaum heteroseksual, para laki-laki dan perempuan homoseksual dipanggil untuk memberikan kesaksian kemurnian, dan dengan rahmat Allah, menghindarkan diri dari perilaku yang salah bagi mereka, seperti hubungan seksual di luar perkawinan adalah salah bagi para laki-laki dan perempuan heteroseksual.” U.S. Bishops, Human Sexuality, #55.
Dari ajaran Gereja diatas jelaslah sikap gereja katoliki terhadap perkawinan secara katolik dan orang-orang yang homoseksual. Gereja juga tidak dengan sendirinya membiarkan orang-orang yang homoseksual itu. Namun, dengan adanya kesadaran yang tinggi akan perilaku tersebut, gereja memberikan peneguhan kepada orang-orang ini. Gereja memberikan pendampingan kepada orang-orang seperti ini dan mengupayakan agar orang-orang seperti ini dapat berkembang dalam kehidupannya serta menjauhkan diri dari perkawinan sesama jenis. Mereka mengembangkan diri dalam kemurnian kesaksian cinta Allah dalam kehidupan mereka. (masalah ini juga sempat diangkat dalam diskusi di kelas. Jawaban yang dihasilkan dalam diskusi itu, tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan diatas. Demikian juga pengarahan dan bimbingan dari dosen atas permasalahan diatas juga senada. Jadi, gereja tetap memang teguh ajarannya bahwa manusia itu secara kodrati kawin dengan lawan jenisnya. Namun, sekaligus juga tidak menyangkal adanya orang-orang yang homoseksual. Gereja membantu orang-orang ini untuk dapat berkembang dalam kehidupannya).
Dalam kaitannya dengan upah yang adil, hak untuk kebebasan, hak pribadi dan sebagainya. Saya kira sikap gereja sudah sangat jelas dan tegas akan bidang-bidang ini. Dengan adanya ajaran sosial gereja, merupakan suatu tanda bahw gereja sangat menjunjung tinggi martabat manusia. Oleh karena itu diman ada manusia, disitu gereja ada untuk mengembangkan martabat manusia yang secara kodrati sungguh-sungguh luhur.
2.      Jelaskan bahwa penilaian moral atas suatu perbuatan itu tidak mudah karena setiap perbuatan bercorak ambigu punya dimensi temporalitas dan spasialitas! Kaitkan dengan actus internus dan actus eksternus!
Kita tidak bisa menilai secara langsung suatu perbuatan itu baik atau tidak. Kita tidak bisa menghakimi orang lain jahat   perbuatan membunuh yang telah dia lakukan. Contoh lain, kita tidak bisa langsung menilai seorang frater atau mahasiswa itu malas hanya karena ia datang terlambat ikut doa pagi atau terlambat masuk kelas. Kita dapat menilai perbuatan itu sungguh-sungguh jahat, salah, tidak terlalu jahat, tidak terlalu salah atau pun bisa dikatakan tidak “jahat atau salah”.  Contohnya nilai kejahatan akan berbeda dikenakan kepada orang yang membunuh karena benar-benar jahat dan  dengan orang yang membunuh karena ingin mempertahankan diri atau membela diri. Bahkan ada orang-orang tersebut disebut pahlawan. Contohnya saja para polisi atau tentara yang membunuh teroris atau penjahat.
Penilaian kasus seperti diatas dapat terjadi karena suatu perbuatan manusia itu mempunyai dimensi temporalitas dan spasialitas. Dimensi temporalitas menunjukkan bahwa setiap perbuatan manusia berada pada suatu ruang lingkup atau mempunyai dimensi waktu. Kondisi ini membatasi manusia untuk dapat melakukan kegiatan baiknya. Dimensi ini memaksa manusia untuk memilih suatu tindakan mana yang harus ia lakukan. Manusia harus mampu untuk membuat suatu prioritas dalam kehidupannya untuk memilih tindakan mana yang paling baik, mendesak, dan cocok untuk dilakukan pada waktu itu. Contohnya: ada seorang bapak atau kepala keluarga. Anaknya dan istrinya sedang sakit di rumah. Ia ingin sekali merawat mereka. Namun, jika ia merawat mereka di rumah berarti ia tidak bekerja. Kalau tidak bekerja berarti tidak ada pemasukan bagi keluarga untuk makan dan untuk membeli obat. Setelah melihat kondisi dan berdialog dengan istrinya maka bapak ini memutuskan ia pergi bekerja. Ia melihat bahwa istrinya walaupun sakit tetapi bisa menjaga diri dan anaknya. Bapak ini tidak bisa melakukan dua hal baik secara bersamaan. Oleh karena itu ia membutuhkan penentuan skala prioritas dalam kehidupannya. Perbuatannya itu dibatasi dengan dimensi temporalitas.
Dalam dimensi spasialitas menunjukkan bahwa setiap tindakan selalu mengandung komplesitas dan terdapat segi positif dan segi negatifnya. Banyak aktivitas manusia yang menguntungkan dan pada saat yang sama juga merugikan. Ambil saja dari contoh yang dipakai diatas. Setelah bapak itu berdialog dengan istrinya, ia memutuskan untuk pergi bekerja. Pergi bekerja merupakan suatu tindakan yang baik. Namun, ia meninggalkan anak dan istrinya yang sedang sakit. Hal inilah yang menjadi segi negatifnya. Oleh karena itu, tidak mudahlah untuk menilai suatu tindakan manusia itu benar-benar baik atau tidak. Dalam contoh kasus tadi, jika bapak itupun memilih tinggal bersama mereka, hal itu baik. Tetapi buruknya mereka tidak memiliki uang untuk makan dan membeli obat ataupun biaya rumah sakit agar anak dan istrinya itu dapat sembuh.
Menurut saya pribadi, dari contoh diatas dapat dikatakanb bahwa tindakan yang diambil oleh bapak itu sudah bijaksana. Ia melihat keadaan istrinya terlebih dahulu, kemudian ia berdialog dengannya. Setelah melihat, menimbang-nimbang segala konsekwensi yang ada, barulah ia mengambil suatu keputusan. Inilah suatu kebijakan dari bapak itu. Dengan demikian ia bisa pergi bekerja, menghasilkan uang agar mereka bisa makan dan minum obat. Baik tidaknya suatu perbuatan itu ditentukan juga oleh dimensi temporalitas dan spasialitas. Sebagai sarana agar kita tidak bingung maka bijaksanalah untuk menentukan hal mana yang paling baik dilakukan dengan skala prioritas. Jika merasa bingung untuk menentukan pilihan, berdialoglah dengan orang-orang yang ada disekitar kehidupan kita.
3.      Sebenarnya Yesus dari Nazareth itu siapa? Misteri identitasnya  mau dijelaskan bagaimana? Apakah Dia tahu bahwa diri- Nya adalah Putra Allah? Apakah itu bukan merupakan kesan dari para pengikut-Nya saja! Termasuk juga kesan dari para penginjil sinopti.  Hal ini berkaitan dengan Kristologi Implisit! Coba dijelaskan!
Jawaban:
Siapa yang tidak mengenal  Yesus. Bahkan orang yang bukan Kristiani pun  mengenal sang sosok  yang sangat-sangat berpengaruh dalam kehidupan umat manusia. Semenjak dahulu sampai sekarang  Yesus adalah tokoh yang memberikan pengaruh yang  sangat besar.  Ia diimani, ajarannya diikuti dan diteladani. Banyak orang rela mati untuk membela ajaran yang diwariskan oleh Yesus ini. Bahkan sampai sekarang Yesus menjadi tokoh kontroversial. Banyak orang dengan berbagai latarbelakang  membuang waktu bertahun-tahun untuk belajar, mengadakan penelitan,  membuang uang yang  begitu banyak hanya untuk menjelaskan identitas Yesus yang sudah meninggal beribu-ribu tahun yang lalu. Anehnya, bukan hanya orang kristiani yang melakukan hal ini tetapi ada banyak orang yang beragama lain  melakukan  hal tersebut. Terlepas dari motivasi dan  tujuan mereka masing-masing yang pastinya sampai sekarang ini pun identitas Yesus tetap terus dicari oleh banyak orang. Identitas Yesus tetap suatu yang misteri dan tak dapat disentuh secara mendalam dan menyeluruh oleh akal pikiran manusia.
Sebenarnya fakta diatas telah bisa menjelaskan siapa Yesus itu dan identitasnya. Pengalaman akan banyak orang yang begitu tertarik dengan pribadi ini telah menyatakan kepada kita siapa Yesus ini. Selain itu pula pengalaman dimana pribadi ini tetap sulit dijelaskan dan akal budi manusia tidak dapai mencapainya, adalah suatu bukti yang kuat pula. Dengan demikian, Yesus bukanlah manusia biasa, identitasnya tidak dapat dikenal dengan penelitian seakurat apapun, ia lahir, datang ke dunia, dan kembali ke tempat asalnya. Atas dasar inilah, dengan memakai metode dan peralatan yang se modern mungkin, identitasnya tetaplah suatu yang tidak bisa diketahui secara mendalam.
Namun, agar penjelasan ini lebih ilmiah, maka saya memakai apa yang telah di tulis oleh Dosen pembina P. Dr. Albertus Sujoko, MSC dalam traktat mata kuliah ini.  Saya setuju dengan pemaparan yang begitu bagus  tentang pribadi Yesus itu sendiri. Ada ahli yang mengatakan bahwa tidak perlu mengenal Yesus historis, yang penting iman akan Yesus saja cukup. Namun, Yesus ini adalah seorang pemberi  dan pengajar iman. Tidak mungkinlah ribuan orang di dunia ini menyandarkan imannya pada orang  yang mungkin saja tidak ada, atau hanya cerita dongeng saja.  Oleh karena itu diperlukan penjelasan historis yang ilmiah berdasarkan fakta yang dapat diterima oleh akal budi.  Yesus itu sungguh manusia.  Ia dilahirkan oleh seorang wanita, Ia memiliki ayah. Ia lahir dalam kurun waktu tertentu.  Semua tentang  peristiwa kehidupan Yesus ada dalam Kitab Suci. Ia sangat historik. Kalau tidak historik, tidak mungkin para murid menceritakan kejadian-kejadian yang dia alami.
Yesus sungguh-sungguh sadar bahwa Dia adalah Putra Allah. Dari mana buktinya? Pertama, Kita dapat membaca dari khotbah-khotbah-Nya. Khotbah-khotbah-Nya begitu berbeda dengan para nabi, rabbi, dan Guru. Orang yang mendengarnya meraskan sendiri akan perbedaan pengajaran Yesus itu. Kedua, tingkah laku dan pelayanan Yesus.  Yesus tidak membeda-bedakan orang. Ia melayani semua orang bahkan bersama pemungut cukai dan orang berdosa. Tingkah laku ini jelas saja melawan kuluture atau budaya yang berlaku pada waktu itu. Ketiga, pemilihan para murid. Yesus memiliki kuasa untuk memilih para murid-Nya dan kesatuan dengan Yesus adalah kesatuan hidup sampai selama-lamanya. Keempat, cara Yesus menyatap Tuhan Allah,  cara Yesus berelasi dengan Bapa-Nya.  Ia sering menggunakan kata Abba yang berarti papa. Selain itu pula menggunakan kata Bapa.  Hal ini dapat menjadi bukti bahwa Yesus itu sungguh sadar bahwa Ia adalah Putra Allah.
4.      Apa artinya Kristologi Eksplisit! Ada tuduhan bahwa Yesus dibuat menjadi Tuhan oleh St. Paulus dan penginjil Yohanes. Bagaimana Pendapat anda!
Kristologi Eksplisit adalah  refleksi tentang  gelar-gelar kristologi  “post-pascal”. Pokok material adalah yesus iman bukannya Yesus historik. Yesus sebagaimana yang diwartakan oleh para murid.    
Saya kira kalimat ini bisa memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan diatas (kalimat ini saya ambil dalam traktat dari dosen, hlm. 120): “... Pengakuan kristen bahwa Yesus adalah Putra Allah tidak bisa direduksikan ke dalam pengaruh-pengaruh filsafat Yunani dan kitab-kitab Yahudi. Tidak bisa dikatakan bahwa pengaruh kedua gagasan itu “membuat” Yesus menjadi Allah. Alasannya ialah bahwa Yesus yang disalibkan adalah batu sandungan bagi orang Yahudi dan kebodohan bagi orang Yunani. Ide tentang divine man dan kebijaksanaan sebagaimana dimengerti oleh orang Yunani dan Yahudi tidak cocok untuk diterapkan kepada Yesus yang tersalib. Kalau begitu, maka pengakuan iman ini berasal dari “fenomena” kekristenan sendiri yang berangkat dari pengenalan mereka atas pribadi Yesus Kristus.”
Jika ditanya, apa pendadapa saya tentang hal ini? Yesus memang sudah sunguh Allah. Ketika manusia mengatahui siapa Yesus itu, Yesus telah menjadi atau bereksistensi sebagai anak Allah. Seluruh pemahaman dan pengertian yang ada, semuanya berasal dari Kristus sendiri.  Semunya itu berdasarkan kisah, ataupun kesaksian yang telah diberikan oleh para murid. Para murid kemudian menceritakan kepada kita semua.  Dengan demikian tidaklah benar bahwa Yesus hanya dituankan oleh St. Paulus dan Yohanes. Hal itu tidak memadai. Paulus dan Yohanes tidak memberikan  gelar ketuhanan kepada Yesus. Hal itu memang sudah ada dalam  diri Yesus yang akan datang.  Yesus memang sudah Tuhan.
5.      Bagaimana cara menjelaskan bahwa Yesus itu relevan dengan saya! Jelaskan pula bahwa identitas Yesus atau misteri keberadaan pribadi Yesus itu menjadi landasan hidup moral yang baik untuk saya!
Jawaban:
Yesus itu sangat relevan dengan manusia. Bagaimana caranya? Ia hadir, datang, dan tinggal bersama dengan manusia. Ia ingin agar manusia dapat merasakan kehadirannya secara baik  dan mantap. Oleh karena itu Yesus solider dengan manusia. Bagaimana yesus solider dengan manusia? Pertama, solidaritas demi kesamaan; maksudnya, Yesus solider dengan manusia dengan kehadiran-Nya di antara manusia. Ia menjadi sama dengan manusia dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa. Kedua, Yesus solider dengan manusia dengan mengambil “kemanusiaan” dalam diri-Nya, sehingga Ia menjadi pemenuhan dari kemanusiaan kita. Ketiga, solidaritas demi identitas-Nya sebagai Putra Allah; maksudnya, Yesus solider dengan manusia dalam kapasitasnya sebagai dia yang mampu menjadi jawaban atas misteri manusia.
Mengapa hidup Yesus menjadi landasan moral bagi saya? Kitab Suci telah memberikan kesaksian tentang kehidupan Yesus itu sendiri. Gereja Katolik juga memberikan perhatian yang besar lewat ajaran moral yang dikeluarkan oleh Yesus sendiri. Ajaran moral gereja berdasarkan sikap dan kehidupan dari Yesus sendiri. Alasannya sudah sangat jelas, sikap hidup Yesus sungguh-sungguh mencerminkan akan ajaran yang sementara Ia wartakan. Hidupnya begitu saleh, baik dan teratur. Yang terutama pula, yang harus di contohi oleh para calon pelayan adalah cara hidup seorang hamba yang dimiliki oleh Yesus. Yesus melayani dan menerima semua orang. Cara hidup seorang hamba berarti siap melayani tuannya dengan sepenuh hati,  tanpa mengharapkan imbalan.
Yesus menjadi sama dengan kita manusia agar kita mampu untuk meneladani sikap-Nya.  Dengan menjadi manusia, Yesus menarik segala dosa kita dalam diri-Nya. Dengan menjadi manusia berarti kita akan lebih dapat mengerti akan sikap, tindakan, dan perkataan Yesus.  Yesus membantu kita dalam menjalankan kehidupan setiap hari kita dengan baik. Untuk dapat hidup bermoral dengan baik, teladanilah sikap dan tindakan dari Yesus sendiri. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar